Articles

Catatan Perjalanan Idul Fitri 1427H – Wisata Kuliner di Semarang

In Semarang on November 2, 2006 by nonblogs

Sekitar 20 tahun yang lalu, mungkin tidak terpikir dibanyak orang, bahwa Jalan Pandanaran akan menjadi pusat oleh-oleh yang cukup penting di Semarang di kemudian hari. Berkembangnya pun cukup alamiah, diawali Bandeng Juwana dan Bandeng Presto, kemudian diikuti oleh merek yang lain. Bahkan sekarang ini, tidak hanya bandeng duri lunak yang menjadi andalan. Di sini bisa didapatkan lunpia (atau lumpia?), wingko babat dengan berbagai macam rasa, dan yang terbaru mulai marak kue moaci.


Cuma, yang menjadi kekurangan adalah tiadanya fasilitas parkir yang memadai. Terutama di masa liburan, mobil yang mayoritas dari luar kota, akan parkir di depan toko-toko yang ada di Jalan Pandaran. Hal ini mengakibatkan kemacetan. Kabarnya saat ini sedang dipikirkan dibuat taman parkir di depan Kantor BRI Pandanaran.

Sebenarnya ini bisa menjadi salah satu peluang bisnis tersendiri bagi para pemilik lahan di sekitar Jalan Pandanaran. Misalnya dengan membuat gedung parkir bertingkat, yang khusus diperuntukkan bagi pengunjung Jalan Pandanaran.

Warung Semawis
Buat yang ingin wisata kuliner di Semarang, masih terdapat berbagai macam tempat alternatif. Antara lain Warung Semawis yang di gelar setiap weekend di malam hari. Bertempat di daerah pecinan. Yakni di sekitar gang warung, gang lombok dan sekitarnya. Cuma karena bertempat di daerah pecinan, buat pengunjung yang beragama Islam harus berhati-hati memilih makanan yang halal. Meskipun ada tulisan halal. Maklum banyak yang mencantumkan label halal tanpa seijin MUI.

Tahu Pong
Alternatif lain, bisa anda berkunjung ke Tahu Pong di jalan Gajah Mada yang tidak jauh dari perempatan Jalan Depok dan Jalan Gajah Mada. Disebut Tahu Pong karena menu utamanya adalah Tahu yang kosong didalamnya alias kopong. Makanya disebut Tahu Pong. Yang disajikan dengan gimbal (udang yang digoreng dengan tepung), telur, timun, dan bumbu kecap. Sekilas hampir sama dengan Tahu Gimbal. Untuk satu porsi tahu pong dan gimbal, harganya 9500 rupiah, sedangkan untuk menu komplit yang terdiri dari tahu, gimbal, telur harganya 14.000.

Tahu Gimbal
Salah satu makanan khas semarang, yang menunya hampir sama dengan Tahu Pong. Kalau di siang hari bisa ditemui di Taman KB Jalan Menteri Supeno tidak jauh dari Kantor Gubernur Jateng, SMU 1, dan Bulog Jawa Tengah. Sedangkan di malam hari terutama malam minggu, lokasinya berada di Jalan Pahlawan tepatnya di depan Kantor Telkom. Disitu berderet penjual Tahu Gimbal Lesehan. Tetapi kalau melihat sekilas (saya belum coba), anda sebaiknya hati-hati dengan harga yang ditawarkan. Biasanya kalau modelnya seperti itu, harga yang ditawarkan harga turis.

Soto Semarang
Dan salah satu wisata kuliner yang tersohor di Semarang yakni Soto Bangkong (orang semarang bilangnya mbangkong). Sebenarnya Soto Bangkong ini tidaklah beda dengan Soto Semarang yang lain. Bagi orang Semarang, harga di Soto Bangkong termasuk sangat mahal. Makanya orang Semarang kalau ingin menikmati Soto Semarang, lebih memilih di tempat lain. Karena alternatifnya memang banyak.

Di Jalan Thamrin misalnya ada tiga buah warung soto, Soto Pak No, Soto Pak Darno, dan Warung Ijo (saya tidak tahu nama baru dari Warung Ijo ini). Kemudian di daerah Kranggan (area perdagangan emas di Semarang) ada Soto Pak Yo alias Pak Tugiyo. Di jalan Plampitan ada Soto Bokoran. Kemudian jika kita bergerak ke arah daerah Menteri Supeno, daerah dimana banyak Kantor Pemerintah, ada Soto Pak No, yang lokasinya berada di belakang Kantor Gubernur Jawa Tengah dan juga Kantor Bulog Jawa Tengah. Soto Pak No di Menteri Supeno sendiri sekarang sudah beralih ke generasi kedua.

Dan daftar penjual Soto Semarang ini masih bertambah dengan adanya Soto Soenaryo dan Soto Mas Met di Jalan Indrapasta. Cuma Soto Mas Met ini hanya buka di malam hari.

Selain Soto Mas Met, warung lain yang membuka di malam hari adalah Soto Neon yang terletak di daerah Pringgading. Dan buka di pagi hari hanya di hari Minggu. Salah satu menu favorit di Soto Neon yakni Tahu Bung, Tahu yang berisi bambu muda alias rebung.

Ciri khas Soto Semarang adalah dicampurnya nasi dan kuah soto di satu tempat, kemudian adanya sate ayam, kerang, sate telur puyuh. Cuma jangan kaget buat yang pertama kali mencobanya. Yakni ukuran mangkok yang relatif kecil. Jadi yang merasa kurang, biasanya nambah. Bisa nambah satu mangkok penuh atau separuh. Meskipun separuh, biasanya isinya hampir sama dengan satu mangkok penuh.

Yang sedikit agak berbeda, di Soto Neon. Mangkok yang digunakan untuk satu porsi, menggunakan mangkok bakso. Sedangkan untuk tambahan separuh menggunakan mangkok soto yang biasa digunakan di warung lain. Cukup cerdik, jadi dengan harga yang relatif sama, tapi porsi yang disediakan lebih banyak dibandingkan warung yang lain.

Anda mau mencobanya?

3 Tanggapan to “Catatan Perjalanan Idul Fitri 1427H – Wisata Kuliner di Semarang”

  1. Bila ingin tahu tempat wisata kuliner lainnya di Semarang, silahkan visit : http://wisma-sakinah.com

  2. 1. kalau bisa dilengkapi dengan fotonya sehingga mudah mencarinya kalau mau coba
    2. kalau tahu gimbal depan telkom yg enak yg mana yach?

  3. Salam kenal Oom
    Di Semarang ada sate bebek yang enak gak ?
    Trims

    Purnomo

Tinggalkan komentar