Articles

Beli Klub Bola Indonesia, Beli Pepesan Kosong?

In Football on Mei 9, 2011 by nonblogs

Kenapa saya bilang pembelinya membeli pepesan kosong? Sejujurnya kalo kita telaah lebih dalam, jika sebuah klub sepak bola Indonesia dijual, sebenarnya apa sih yang dia jual? Mari kita lihat satu persatu.

stadion

Adakah kesebelasan kita yang punya stadion? Karena kebanyakan bahkan hampir semua stadion di Indonesia adalah milik pemerintah daerah. Tidak ada yang milik swasta. Dan celakanya tim-tim di Indonesia menggunakannya sistem sewa jangka pendek. Bahkan mungkin jangka sangat pendek. Bisa sewa per pertandingan, sedangkan pada waktu latihan menggunakan lapangan lain yang lebih murah. Jadi tidak ada stadion di Indonesia yang menjadi aset kesebelasan di Indonesia

pemain

Mayoritas pemain di Indonesia dikontrak jangka pendek, yakni satu tahun. Kenapa? Karena tim di Indonesia hampir semuanya mengandalkan pembiayaan dari APBD yang berdurasi satu tahunan. Jadi anggaran ada setahun sekali. Maka tidak ada tim yang berani mengontrak pemain lebih dari setahun, karena tidak ada yang bisa memastikan bahwa tahun berikutnya akan mendapatkan anggaran sebesar yang diterima sekarang. Jadi, jika klub itu dijual, si pembeli akan membeli pemain yang mana??

brand

Kebanyakan kesebelasan di Indonesia namanya menggunakan awalan Per, yang berasal dari kata  Persatuan. Karena jaman penjajahan dulu, sepak bola menjadi alat perjuangan melawan penjajah. Jadi menggunakan kata Per(satuan). Dan ternyata hal ini terbawa sampai sekarang. Yang menjadikan kemiripan antara kesebelasan yang satu dengan yang lain. Ambil contoh Persiba, di Indonesia ada 2 Persiba, yang satu untuk Balikpapan, yang satu lagi untuk Bantul. Hampir tidak ada nama kesebelasan di Indonesia yang menarik. Dan sejujurnya sulit untuk menarik minat pembeli klub.

penonton

Nah ini faktor yang sangat krusial. Seberapa besar penonton kesebelasan tersebut? Dari segmen mana penonton tim tersebut? Bagaimana citra penonton tim tersebut? Seberapa tinggi daya belinya? Jika kebanyakan yang datang ke stadion adalah remaja dari kelas menengah kebawah, bagaimana investor mau menanamkan uangnya di klub tersebut? Kenapa saya bilang begitu, remaja dari kelas menengah ke bawah daya belinya pas pasan, bahkan hampir NOL, jangankan beli merchandise, beli tiket saja minta diskon. Itu masih mending minta diskon, bagaimana kalau mereka berupaya dengan segala hal untuk bisa nonton gratis? Belum lagi masalah tawuran. Lain ceritanya kalau penontonnya mayoritas adalah orang yang mau spend uang untuk tiket, merchandise dll, hal ini akan lebih mudah digarap oleh pengelola klub tadi.

Jadi, masih ingin menjual klub bola?

Articles

Mari Hancurkan Sepak Bola Indonesia

In Football on Mei 7, 2011 by nonblogs

Dalam seminggu terakhir muncul berbagai macam berita tentang keterlambatan gaji pemain bola klub-klub liga indonesia.

Entah kenapa munculnya bisa serentak menjelang berakhirnya kompetisi tahun ini. Ini memang penyakit ibarat kanker sudah stadium 4. Sulit untuk disembuhkan. Walaupun masih ada peluang untuk memperbaikinya.

Sebenarnya kacaunya manajemen klub itu sudah dari terlihat dari awal. Kalau seandainya tidak punya dana yang cukup, kenapa menghambur hamburkan dana APBD hanya untuk membayar mahal pemain asing yang nggak jelas? Kenapa tidak memberdayakan “local content”?

Seorang pengurus bola terkenal pernah bilang sebenarnya pasar pemain lokal diluar yang selama ini beredar adalah “unlimited”. Begitu banyak pemain bagus di klub klub devisi bawah bahkan mungkin tarkam. Tetapi mereka tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk bersaing menunjukkan kemampuannya.

Masih ingat kasus Hendro Kartiko yang berasal dari pemain Tarkam di sekitaran Jatim?

Dan harganya pasti jauh lebih murah. Pernah suatu periode di mana anggaran gaji seluruh prmain PSIS setahun adalah 1.3 milyar. Tahukah anda dengan angka yang sama pemain bintang semacam Bambang Pamungkas menerima untuk kontrak setahun?

Memang pada saat itu PSIS pemainya mayoritas pemain muda usia yang selama ini tidak pernah dilirik. Tetapi terbukti setelah beberapa tahun beberapa pemain tersebut menjadi pemain timnas U23 asuhan Riedl waktu melawan Turkmenistan.

Pertanyaan yang patut diajukan terhadap manajemen klub adalah penonton yang datang ke stadion begitu berlimpah, tetapi kenapa tetap mengeluh kekurangan dana?

Apakah penontonnya tidak membayar?
Apakah penontonnya didatangkan oleh panitia?
Apakah hasil dari tiket dikorupsi sama pengurus?

Nggak jelas….

Articles

Banyak Massa Banyak Uang

In Football on Februari 24, 2011 by nonblogs

Banyak jalan menuju roma, banyak jalan pula tuk mencari uang. Dan seringkali jalan untuk kaya tidak harus melalui pencapaian prestasi akademik yang cemerlang.

Salah satu contoh jalan mendapatkan uang tanpa menjadi pintar secara akademik adalah mengumpulkan massa. Semakin banyak orang yang anda kumpulkan semakin banyak uang anda. Tidak percaya?

Yang dibutuhkan adalah kemampuan komunikasi dan memimpin terutama secara informal. Untuk menjadi pemimpin informal seorang preman pun bisa. Seorang preman yang punya banyak pengikut akan dengan mudah mendapatkan uang. Bagaimana bisa?

Seorang politikus yang butuh massa untuk mendemo musuh politiknya akan berani mengeluarkan uang kepada preman tsb untuk mengerahkan anak buahnya mendemo sasaran.

Yang dapat duit banyak ya si preman tadi, kalo pengikutnya dapat duit tapi sekedarnya dan makan gratis.

Apakah cuma buat demo? Eitss jangan salah, massa bayaran tadi bisa digunakan untuk menonton bola! Aneh kan? Orang nonton bola kok dibayar. Biasanya kan bayar..

Simbiose mutualisme lah. Si pemberi order yang biasanya adalah pejabat daerah yang dapat giliran mengelola tim sepak bola setempat butuh dukungan massa biar kesebelasannya dapat menang. Maka dia rela membuang uang untuk penonton bayaran, yang biasanya ditempatkan di belakang gawang alias tribun utara selatan. Kenapa di utara selatan? Ya iya disitu kan tiketnya paling murah, jadi kalo rugi ya nggak banyak lah.

Itulah Indonesia, penonton sepakbola kok dibayar….

Articles

Alasan Klub Pindah ke Liga Primer Indonesia

In Football on Februari 6, 2011 by nonblogs Ditandai:

1. Sakit hati “dikerjain” di liga sinetron

2. Cuma cari pengganti APBD, pengelolaan profesional? Kelaut aja.

3. Alat kampanye buat pemilu 2014, bisa jadi dia nggak dpt tempat di liga sinetron.

4. Membuat klub yg benar2 profesional. Dari 19 klub yg ada, saya yakin cuma sedikit akan benar prof. Semoga perkiraan saya salah.

Articles

Anda tipe Suporter seperti apa?

In Football, Uncategorized on Februari 6, 2011 by nonblogs

Suporter tv; nonton bola hanya di tv, nggak pernah mau datang ke stadion, takut rusuh jd slh 1 sebab.

Suporter tikus; datang ke stadion gak pernah bayar tiket. Selalu punya jalan tikus utk masuk gratis. Kalopun bayar, ngasih uang rokok sekedarnya ke petugas jaga pintu.

Penonton bukan suporter; nonton di stadion hanya jika prestasi tim yg di support bagus. Entah pragmatis atau cerdas buat golongan spt ini.

Suporter bayaran; adakah? Tahukah anda, klub2 liga itu punya budget buat mendatangkan golongan semacam ini. Sekali tanding budgetnya bisa jutaan rupiah.

Suporter Sejati; datang, beli tiket (syukur2 paling mahal), nonton, pulang dengan senang hati, entah itu timnya menang atau kalah. It’s Sport!

Articles

Kenapa Harus Liga Primer Indonesia

In Football on September 26, 2010 by nonblogs

Gonjang ganjing Liga Primer Indonesia sudah digulirkan oleh Arifin Panigoro, owner Medco Group. Dan sudah diduga, timbul pro kontra mengenai LPI ini. Pihak yang pro, adalah pihak-pihak yang selama ini sudah gerah dengan sepak terjang kompetisi yang diputar oleh PSSI. Sedangkan pihak yang kontra adalah PSSI dengan Nurdin Halid sebagai Rajanya, beserta antek-anteknya yang tersebar dan terstruktur hingga daerah-daerah.

Saya sendiri berpendapat, LPI lebih ideal dibanding LSI. Kenapa? Salah satu faktor paling krusial adalah tidak digunakannya Dana APBD . Peserta akan diberi subsidi sebesar 20 milyar rupiah yang diambilkan dari berbagai sumber. Memang banyak yang mempertanyakan dari mana sumber dana itu. Yg mempertanyakan bisa jadi tdk menyadari bahwa di sepakbola nasional itu berputar uang yang maha dahsyat, tetapi sayang pengelolaannya SANGAT TIDAK JELAS.. Dan yang pasti uang tersebut tidak diambilkan dari APBD.

Sudah menjadi rahasia umum, penggunaan APBD untuk sepak bola sangat rawan untuk dikorupsi. Dimulai dari saat persetujuan dari anggota DPRD, ini titik rawan pertama. Kemudian setelah persetujuan tersebut didapat dan dananya sdh turun, jumlah APBD yang turun belum tentu 100% seperti yg disetujui karena banyak potongan sana sini alias bancakan dana APBD, ini titik rawan kedua.

Titik rawan berikutnya adalah saat dana tersebut sdh sampai di tangan pengelola. Bahwa pengelola yang tidak profesional adalah penyebabnya. Banyak pengelola korup yang berkeliaran di klub-klub peserta kompetisi PSSI. Karena para pengurus klub tersebut memang sejatinya adalah bukan orang sepak bola, bisa berlatar belakang pengusaha, anak pejabat, anggota parpol, dsb. Mereka diminta untuk mengelola klub, imbalannya? Nah ini masalahnya, karena tidak ada makan siang gratis. Mereka bisa mengkorup dari APBD, atau mendapatkan proyek pemerintah karena mereka sudah capek-capek mengelola dan mengeluarkan dana.

Titik rawan selanjutnya, suap kepada wasit, pengurus PSSI. Sudah jadi rahasia umum, juara kompetisi sudah ditentukan sebelum kompetisi digelar. Siapa yang mengatur? Ya, siapa lagi kalau bukan pengelola kompetisi itu sendiri. Itulah kenapa, seorang NH ngotot untuk tetap sebagai Raja di Kerajaan PSSI meski sudah di dalam penjara.

Jadi ada segudang alasan untuk menolak Liga Super (Sinetron) Indonesia.

Articles

Do Nothing

In Nyampah, Others on Juni 14, 2010 by nonblogs

Satu hal yang ingin saya lakukan sekarang, yakni tidak melakukan apa-apa. Apapun! Ya, tidak melakukan satu hal pun kecuali bernafas. Kenapa?

Bosan

Bosan dengan banyak hal. Keseharian yang selalu berulang setiap hari, minggu, hingga berbilang tahun dan bulan. Dahulu saya begitu berharap pada hari Sabtu. Tetapi sekarang saat sudah sampai di hari Sabtu, ternyata rutinitas pun terjadi. Rutinitas yang tidak bisa dilakukan di hari biasa akhirnya dilakukan di hari Sabtu. Akhirnya? Ya Bosen juga.

Masalahnya adalah karena sekarang saya tidak bisa menjadi diri sendiri, dalam arti terikat pada banyak hal. Terikat pada pekerjaan, anak, istri, orang tua, dan mertua. Bahkan kalau mau ditambah lagi bisa seperti tetangga, teman, pembantu. Huuuih….

Saat ingin melakukan satu hal buat menghilangkan kebosanan, salah satu pengikat itu datang. Yang ini lah, yang itulah. Saat satu pengikat lepas, pengikat lain mengencang. Semprul….

Articles

Indonesia, Dunia Yang Terbalik

In Opini, Politics, Semarang on April 25, 2010 by nonblogs

Seminggu lalu, Kota Semarang melakukan Pilkada untuk memilih Walikota yang baru. Sebagai orang yang lama tinggal di Semarang, meskipun sekarang sudah lama meninggalkan, saya coba mengikuti perkembangannya. Meskipun begitu melihat para kandidat, hampir semua tidak kenal, kecuali satu orang yang pernah menjadi kakak kelas waktu kuliah dulu.

Kenal saja tidak apalagi melihat track recordnya? Masalahnyaa adalah konon ada satu calon Walikota yang pernah tertangkap basah selingkuh dengan Istri orang beberapa tahun silam. Saya jadi gundah, kok bisa orang seperti ini kok lolos jadi Calon Walikota?

Dan kalau melihat di kota-kota lain, muncul Jupe sama Maria Eva yang juga mencalonkan diri. Halooooo ….. para partai politik, kemana saja dirimu selama ini? Katanya partai politik itu tempat pengkaderan pemimpin bangsa. Kenapa tega-teganya melacurkan diri dengan orang yang menurut saya TIDAK PANTAS untuk menjadi pemimpin.

Apa kata dunia kalau para pemimpin negeri ini berisi PEZINA, KORUPTOR? Kenapa kita meminggirkan peran para Ulama? Dan menjunjung tinggi para BEGUNDAL?

Articles

Tips Buat Yang Mau Buat Sumur

In onda, Others, sumur, tips, wavin on April 4, 2010 by nonblogs

Liburan panjang awal april ini buat saya malah repot dengan urusan yang tak terduga, yakni urusan air yang tiba-tiba tidak keluar dari sumur di belakang rumah. Begitu saya “pancing” sampai dengan satu ember masih tetap tidak keluar, saya langsung tahu masalahnya yakni, klep nya tersumbat pasir atau kerikil.

Masalah utamanya sebenarnya bukan itu, yakni karena pipa yang dipakai sebagai dinding sumur [diameter 4 inch] sudah pecah, sehingga tanah yang ada diluar pipa masuk ke dalam air yang dipompa keluar. Sehingga air menjadi keruh dan berpotensi menghambat klepnya tadi.

Dan saya baru tahu kalau pipa 4 inch yang dipakai sama tukang sumur yang dulu berkualitas buruk. Kalau istilah di kalangan tukang sumur dan toko bangungan, pipa yang berkualitas buruk itu adalah WAVIN D, ciri-cirinya adalah bahannya tipis, dan terdapat strip [garis] merah.

Jadi jika anda saat ini mau bikin sumur, pastikan kalau perlu beli sendiri bahannya bahwa pipa yang dipakai bukan WAVIN D. Pilihlah WAVIN AW. Bahannya lebih tebal dibanding yang D. Cirinya adalah bergaris biru. WAVIN AW yang berukuran 4 inch harganya berkisar 150 ribu per buah dengan panjang 4 meter.

Mengenai biaya tukang sumurnya sendiri saya kurang begitu paham, bisa jadi per daerah harganya lain. Tukang sumur biasanya paham kalau dia mengerjakan dikompleks perumahan elit, harga yang dia tawarkan lumayan tinggi. Saya sendiri setelah tawar menawar sepakat di harga 1 juta rupiah sampai jadi dengan garansi 3 bulan. Jika masih ada masalah dalam 3 bulan ke depan si tukang sumur tadi akan memperbaiki free of charge.

Kemudian mengenai klepnya, pilihlah yang merek ONDA. Dengan ukuran 1 inch, harganya 40ribuan. Tips yang lain adalah tungguin itu tukang sumur saat sedang kerja. Jangan mudah percaya dengan para tukang sumur.

Moga-moga tulisan ini bermanfaat buat yang mau bikin sumur.

Articles

No Earth Hour but Indonesia Hour

In Uncategorized on Maret 27, 2010 by nonblogs

Saat nulis postingan ini, katanya lagi Earth Hour, alias kampanye untuk mematikan lampu selama satu jam di seluruh dunia. Jadi kalau tulisan tetap bisa terposting berarti lampu dirumah saya masih nyala. Lho berarti saya nggak dukung Earth Hour?

Kenapa harus didukung? Saya belum lihat keuntungannya buat saya kalau mendukung Earth Hour. Kalau mau mengatasi krisis energi ya bongkar aja tuh PLN,Perusahaan Lilin Negara.

Saya yakin kalo yang bekerja di PLN itu orang-orang jujur, niscaya kita akan lepas dari krisis listrik yang selama ini kita alami. Tidak ada itu pemadaman bergilir. Tidak ada itu bonus buat bos-bos PLN. Masa krisis kayak gini masih bagi bonus buat bos PLN. Yang bener aja.

Kalau para penggiat Earth Hour mau serius, bikin kampanye penggunaan tenaga matahari untuk listrik di Indonesia. Di Indonesia itu puanasnya minta ampun. Puanase polll…. Masak keadaan kayak gitu nggak ada listrik tenaga matahari. Ada apa ini?

Kalau instrumen yang digunakan mahal. Masak sih kalau dibikin masal untuk jutaan rumah tangga di Indonesia masih juga mahal? Atau jangan-jangan ada pihak yang takut dengan adanya listrik tenaga matahari?

Karena kalau ada listrik tenaga matahari berarti PLN bisa mengalami penurunan pendapatan. Penjajah asing nggak bisa menjual listrik super mahal kepada rakyat miskin Indonesia.

Jadi mari tolak EARTH HOUR.