Acara di Indonesia Book Fair sendiri sempat bikin heboh di stand Republika. Bagaimana tidak stand yang begitu kecil diserbu banyak orang. Pertama orang yang belum punya bukunya. Jadi harus antri untuk belinya. Entah berapa eksemplar yang terjual dalam hitungan menit hari itu. Kemudian yang kedua, untuk meminta tanda tangan dari Kang Abik langsung. Akhirnya, panitia berinisiatif memindahkan acara penandatangan ke tempat yang lebih luas.
Saya bilang terlalu lama, karena saya sampai lupa bagaimana cerita di Episode 1. Bahkan sebelum membaca buku yang kedua ini, saya baca sekilas Episode 1 dulu. Setelah itu baru , baca yang kedua. Tapi itu mungkin sudah menjadi rencana awal, mengenai jarak antara buku 1 dan kedua.
Begitu buku ini selesai saya baca, kesimpulan saya salah satunya adalah banyak cinta yang tak tuntas! Kalau kita ikuti dari awal cerita di buku ini, ada banyak cerita cinta diantara para tokohnya. Dan ending dari beberapa cinta tsb, kalau menurut saya kok masih nanggung.
Misal Hafez dan Mala. Kemudian Husna dan Ilyas. Dan Elliana sendiri. Penyelesaiannya buat saya kok rasanya masih nanggung.
Dan satu lagi kesan yang timbul setelah membaca buku ini adalah Kang Abik sangat cerdas dalam menggambarkan keindahan Malam Pertama. Baik itu di buku Ayat-Ayat Cinta, maupun di Ketika Cinta Bertasbih 2 ini. Di buku ini sendiri ada tiga kali moment Malam Pertama, dan ketiganya digambarkan begitu indah. Tidak ada kesan murahan, dan sangat islami sekali.
Selama ini sering timbul pertanyaan, bagaimana ya seorang penulis novel menggambarkan malam pertama tetapi dengan tulisan yang indah, tidak vulgar, dan islami. Dan jawabannya ada di Kang Abik ini.